Sunday, November 24, 2019

Come to Play : Perjalanan Double Kill ke Taiwan dan Korea Selatan

November 24, 2019 1 Comments

Seperti sudah jadi rutinitas untuk menyenangkan dri sendiri kalau setahun sekali butuh liburan keluar negeri. Kali ini pilihan jatuh kepada Taiwan dan Korea Selatan. Sebenernya sempet galau pas Traveloka ngadain promo tiket murah saat itu. Galau antara mau pergi ke Shanghai atau ke Korea Selatan. Pertimbangannya, aku udah pernah ke China dan saat ini Seoul dan sekitarnya lagi cantik-cantiknya. Peak Autumn. Teringat jaman kuliah ketika salah seorang teman posting foto dia lagi di Korea Selatan pas autumn. Cantik kali lah view-nya. Semacam memenuhi bucket list yang belum kesampaian, okelah, Korea Selatan jadi pilihan destinasi wisata selanjutnya.
Destinasi kedua, Taiwan. Sebelumnya aku mau ngasih tau. Ketika aku traveling ke luar negeri, biasanya aku langsung ke lebih dari satu negara. Someone said I love hopping countries. Loncat-loncat kek tupai. Yaa sekalian sih guys. Mumpung bisa ngambil cuti panjang, sekalian dibabat. Lagipula hopping countries itu bisa menghemat biaya transportasi. Aku gak tau apakah diluar sana ada yang kayak aku, yang setiap kali milih pesawat milihnya yang ada transitnya. Transitnya harus lama, kalau bisa seharian. Biar bisa keluar bandara lalu tamasya.
Kegalauan kedua adalah ketika memutuskan mau transit di Taiwan apa Hong Kong. 'Cause I missed Hong Kong like crazy. Hong Kong seperti punya tempat tersendiri di hati aku. Tapi Hong Kong masih ada kerusuhan. I'm not taking a risk. Takutnya pas aku kesana kerusuhan memanas dan akses ke bandara ditutup. Bisa bubar segala rencana. Transit di Hong Kong naiknya Cathay Pacific, transit di Taipei naiknya China Airlines. Akhirnya aku menetapkan pilihan pada China Airlines. Btw, CI ini masuk member Sky Team. Jadi ini pesawat sekelas Garuda Indonesia dan Korean Airlines. Pelayanannya bagus. Aku bisa check in online, pilih seat, pesen on board MOSLEM meal via apps. Mantul kan. Selayaknya member Sky Team lah. Garuda Indonesia jg punya service seperti ini. Jadi aku bisa makan dengan tenang tanpa harus mikir "halal gak nih?". Pramugari/pramugara-nya bakalan konfirmasi apa kita yang pesen Moslem meal. Lalu kita bakal dikasih makan duluan. Baru penumpang yang lain. Pilihan makananya ada banyak. Moslem meal, Hindu menal, diabetes meal, low calories, baby meal, vegetarian, fruit platter, dan masih banyak lagi. Coba cek website CI untuk vers lengkapnya.
Gambar berikut adalah kondisi pesawat dan fasilitasnya. 





Berapa harga tiket PP yang aku dapet?
 IDR 4,100,000.
Awalnya 4,800,000 lalu dapet dikon tambahan Traveloka, jadinya segitu. Itu belinya pas Traveloka ngadain promo, jadi promonya double.

Berapa yang dikeluarkan buat Visa Korea Selatan dan Taiwan?
IDR 196,000 aja. Karena pemerintah KorSel sedang menggratiskan biaya visa ke negaranya sampai Desember 2019. Terus kalau aku punya visa dari Korea Selatan, aku bisa bebas masuk Taiwan tanpa visa. Taiwan membebaskan visa ke negaraya untuk pengunjung yang memiliki visa dari beberapa negara seperti Korea Selatan, Australia, New Zealand, dll. Bahkan visa yang sudah expired pun masih bisa dipakai masuk Taiwan (kecuali Australia dan New Zealand, dan umur visa tidak lebih dari 10 tahun). Jadi aku bisa keluar masuk Taiwan tanpa visa sampai 10 tahun kedepan. Alhamdulillah, perjalanan kali ini aku bisa berhemat sejuta lebih untuk keperluan visa.

Berapa biaya hotel?
Taiwan : IDR 256,000 (1 night)
Korea : IDR 583,000 (4 night)
Total --> IDR 839,000
Dua-duanya booking via Traveloka. Berhubung aku solo traveler, aku pilih shared bedroom women only. Biar hemat. Solo traveler mah bebas. Hahaha.
Tips! Kalau booking via Traveloka, pilih yang rating TripAdvisor nya 4 keatas. Trust me. Rating TripAdvisor itu nggak bohong.  

Berapa uang saku?
Taiwan : NT$ 2,000
Korea : KRW 200,000

Susah nggak nyari makanan halal?
Ya susahlah. Kekeke. Muslim disini kan minoritas. Jadi sehari-hari aku biasanya makan kebab, roti, dan onigiri tuna. Tapi pas di Naejangsan aku makan Beef Bulgogi Bibimbab, aku gak punya pengetahuan di daerah Jeolla-do, jadi aku ikut rombongan aja makan resto bibimbab itu. Gak ada jual daging babi disitu.

Apa yang perlu disiapkan saat ke Taiwan?
Going to Taiwan is pretty much easy. Awal November suhunya lumayan pas buat jalan-jalan. Baju nggak usah tebel-tebel. Sewajarnya kayak kalau pergi jalan di Jakarta. Tapi suhunya gak sepanas Jakarta kok. Sekitar 21°C, macam di puncak kalau siang hari lah. Perlu modem wifi yang bisa dibooking diawal di Klook dan aplikasi Taipei Metro Route Map dan Movit (iOS, atau apps sejenis yang bisa nunjukin rute MRT dan Bus). Rute MRT di Taipei sangat mudah dipahami dan bisa menjangkau semua tempat-tempat tourist attraction disekitaran Taipei. Kalau udah keluar wilayah, bisa naik bus aja.
Di Taiwan, ada kartu namanya Easy Card (semacam kartu Octopus-nya Hong Kong). Kartu yang bisa digunakan untuk naik bus maupun MRT. Kartu ini wajib punya ya. Aku beli kartu ini di stasiun MRT Taoyuan harganya NT$ 100 dan minimal topup kalau di loket yang ada penjaganya NT$ 200. Kalau topup di mesin, NT$ 100 aja bisa.
Tips! Sewa modem di Klook jaaauh lebih hemat daripada beli kartu simcard local. Klook itu salah satu sahabat Traveler juga. Banyak paket menarik disini dengan harga yang lebih murah daripada kalau booking di aplikasi lain. Kalau mau beli ticket masuk taman bermain atau paket tour, aku rekomendasiin Klook.  

Apa yang perlu dibawa saat ke Korea Selatan?
Tergantung musim nih. Kebetulan aku Korea Selatan buat ngejar Autumn Peak. Jadi suhunya udah lumayan dingin bisa sampek minus. Yang perlu di bawa adalah :
1. Long John. Kalau pake long john, luarnya tipis juga ga masalah. Tapi tetep harus pake coat ya.
2. Autumn coat. Sedikit berbeda dengan winter coat. Kalau autumn coat gak terlalu tebel. Aku bawa 2 coat untuk 5 hari disana.
3. Modem wifi. Biar kamu bisa googling kalau gak paham sama sesuatu
4. Aplikasi Subway, KakaoMaps, Naver, dan aplikasi penunjuk jalan sejenis. I don’t know why, Google Maps kalau dipakai di Seoul tuh seolah-olah jadi ngawur. Rute bus selalu jadi alternatif pertama. Ya kan naik MRT itu lebih enak daripada naik bus. Jalannya nyaman, kalau bus disana ngebut banget. Trus GMaps kayak gak mau nunjukin jalan dengan pilihan by Walk. Ya kan kadang itu lokasinya deket banget. Ngapain harus naik bus lagi. Jalan kaki aja bisa lho. Makanya GMaps seolah2 disabotase di Seoul. Hahaha. Macam di China, GMaps sama sekali gak bisa dipakai. Kalau Maps bawaan iPhone masih bisa.
5. T-Money card. Nah ini yang perlu aku tekankan. Hukumnya wajib punya sebelum pergi pake moda transportasi di Korea Selatan. Jangan mengharapkan bisa beli on the spot di stasiun MRT (kayak di Hong Kong, China, Taiwan, dll). Mending beli di Klook aja lebih aman. Soalnya loket tiket di stasiun MRT Seoul kebanyakan gak ada orangnya. You’re all alone. Not even tourist information available. Ada tombol Help buat menghubungi petugas, tapi mereka nggak bisa bahasa Inggris. Jadi yaa sama aja bohong. T-Money ini boleh diisi saldo banyak. Soalnya selain bisa buat bayar ongkos transport, bisa buat jajan juga di merchant-merchant Seoul.


Tempat apa saja yang dikunjungi saat di Taiwan?
Karena disini juga nggak lama-lama, jadi aku cuma ke beberapa tempat yang jadi icon-nya Taiwan.
1. Xiangshan Mountain buat ngambil view kota Taipei dan taipei 101 dari ketinggian. Sumpah ya ini perjuangan banget. Beneran naik gunung. Tapi viewnya membayar segala lelahku.
2. Taipei 101. Nggak naik, aku sebenernya takut ketinggian. Jadi yaa, yang penting udah pernah kesana aja.
3. Chiang Kai-Shek Memorial Hall. Icon Taipei itu 2, Taipei 101 sama monumen ini.
4. Shilin Market. Berharap nemu Shilin XXL Chicken tapi nggak nemu. Hahaha.
5. Raohe Night Market. Buat beli Xing Fu Tang yang asli.
6. Jiufen Old Street. Tempat ini yang menginspirasi anime Spirited Away by Studio Ghibli.

Tempat apa saja yang dikunjungi saat di Korea Selatan?
Di Korea cukup lama, tapi karena udara dingin, aku jadi semacam mager. Alhasil ada beberapa tempat yang seharusnya bisa aku kunjungi jadi nggak sempet dikunjungi. Masing - masing tempat wisata nantinya akan diulas di segmen tersendiri. Kepanjangan kalau dibahas disini juga. So, disini cuma list aja.
1. Gyeongbokgung Palace
2. Bukchon Hanok Village
3. Namsan Tower
4. K-Star Road Gangnam
5. Coex Mall
6. YG Entertainment
7. Starfield Library
8. Naejangsan National Park
9. Myeongdong

Untuk detail perjalanan masing-masing negara, ada di post Taiwan dan South Korea

Come to Play : Autumn in South Korea

November 24, 2019 1 Comments

Yeorobun annyeonghaseyo~

Akhirnya setelah berhari-hari mengumpulkan niat buat nulis jurnal perjalanan ke Korea Selatan, tulisan ini benar-benar terealisasi. Diriku yang sekarang sungguh sangatlah mager bikin content blog. Huhuhu. Ok, kembali ke topik utama. Awalnya aku kira, orang-orang yang datang ke Korea Selatan itu kalo nggak ngebucin oppa ya ngebucin drakor. Ternyata aku salah. Banyak yang berkunjung ke KorSel ya emang karena pariwisatanya. Bukan kena virus Hallyu Wave. Dulu aku sempet ngebucin KorSel banget. Mulai dari musik, drama, orang-orangnya, bahasa, semuanya deh. Tapi efek dari ngebucin ini, aku jadi bisa membaca aksara Korea dan paham bahasanya sedikit-sedikit. Sekarang udah nggak terlalu sebegitunya ngefans sama KorSel. Udah nggak pernah nonton drama Korea. Tapi masih suka dengerin beberapa lagu Korea, terutama lagu-lagu DAY6. Perjalanan ke KorSel yang ini murni karena aku pengen melengkapi unwritten bucket list ku. I want to enjoy autumn in South Korea real bad. I have been wanting to go since long time ago. Tapi entah kenapa oleng ke China mulu. Hahaha. Persiapan buat pergi ke KorSel lumayan banyak. Dari mulai nyiapin keperluan apply visa, bikin itinerary, nyiapin outfit yang sesuai, dll. Mari kita ulas satu persatu mulai dari…

Apply Visa Korea Selatan
Alhamdulillah, pas aku mau apply, pemerintah Korea Selatan sedang menggratiskan biaya visa untuk apply bulan Oktober - Desember 2019. jadi tinggal bayar IDR 196,000 buat biaya administrasi doang. Tempat bikin visa Korea ada di KVAC (Korea Visa Application Center), Lotte Shopping Avenue, Lantai 5. Bukanya jam 09.00 - 15.00 tapi mending kalian datang sebelum jam buka trus langsung ngambil nomor antrian. Soalnya tempatnya ini rame banget. Kalian dateng siangan dikit, yakin deh dapet antrian ratusan. Prosesnya lama. Beda pas aku apply visa China, prosesnya cepet walau orangnya banyak, soalnya persyaratannya sedikit jadi yang dicek juga dikit.
Persyaratan apply visa Korea apa saja?
1. Mengisi form aplikasi visa. Ngisinya jangan sampai ada yang kelewat ya. Ada satu isian aja yang gak diisi, visa kalian bisa ditolak. Kan nyesek.
2. Pas foto background putih ukuran 3.5x4.5cm 1 lembar aja
3. Fotocopy KTP dan KK
4. Surat keterangan kerja asli (aku pake copy sih, tapi dilegalisir sama perusahaan)
5. Rekening koran 3 bulan terakhir yang dilegalisir bank. Ini sifatnya wajib. Kedubes butuh ini tuh sebenernya cuma buat memastikan kalau nanti disana kita nggak akan ngegembel. Punya cukup duit buat bertahan hidup selama disana. Saldo wajib yang ada di rekening sebaiknya 1 juta x jumlah hari di Korea. Tapi buat jaga-jaga, sebaiknya 2 juta x jumlah hari. Walaupun sebenernya, biaya hidup disana gak nyampek sejuta kok per hari. Rekening korannya sebaiknya mempunyai cash flow yang sehat, jangan tiba-tiba jebret ada duit banyak padahal sebelum-sebelumnya gak pernah ada transferan sebesar itu. Berpotensi ditolak kalo kayak gitu. Trus duit itu juga gak perlu kalian endapkan disitu sampai kalian pulang ke Indonesia. Misal pas kalian apply visa saldo terakhir rekening koran IDR 10 juta, besoknya tinggal IDR 5 juta pun gak masalah. Santuy.
6. Bukti potong SPT PPh 21 A1. Periode pajak Januari - Desember. Perhatikan ini baik-baik di pojok kanan atas. Dan sebaiknya dilegalisir.
7. Bukti pembelian tiket pesawat dan itinerary. Ini sebenernya gak di dalam list, tapi aku cantumin, untuk meyakinkan bahwa aku sudah merencanakan waktu kepulangan dan disana aku benar-benar mau berwisata.
Dokumen diatas adalah dokumen kalau orang yang apply pekerja kantoran. Kalau pengusaha/wiraswasta beda. Di KVAC-nya ada petugas yang akan ngasih kertas list dokumen dan menginformasikan urutan susunan dokumen dari yang paling atas sampai yang paling bawah sebelum kita dipanggil ke loket pendaftaran. Harus diurutkan ya.
Apakah aku deg-degan saat menunggu visa issuing? Oh tentu saja. Karena banyak kasus apply visa KorSel ditolak dan aku takut jadi salah satunya. Pas aku cek ternyata APPROVED, aku langsung sujud syukur. Tiket pesawat ku gak harus terbuang sia-sia. Go Korea, Go Autumn. Ini baru bahas tentang visa-visaan kok udah panjang ya. Hhmm…

Outfit Yang Tepat
Sebelum ke luar negeri, kepoin dulu suhu disana. Aku punya aplikasi AccuWeather, buat mengintai suhu negara tujuan, supaya pas kesana nggak salah kostum. Di segmen ini juga, aku mau banyak-banyak berterima kasih sama mbak Nia (founder Backpacker Korea). Mbak Nia banyak share tentang musim-musim di Korea dengan sangat detail. Aku tau aku harus pake baju apa saat ke Korea awal November. Dan juga banyak inspirasi-inspirasi spot cantik yang harus dikunjungi. Aku di Korea dari tanggal 7 - 11 November, aku pakai long john, kaos yang nggak tebel-tebel amat, dan autumn coat. Itu sudah cukup. Di pagi hari, suhu memang sempet minus. Tapi agak siangan, bisa naik jadi 9-10°C. Dengan suhu segitu dan pakaian seperti itu, sudah cukup hangat. 

Uang saku
KRW 200,000
Buat yang gak hobi belanja macam diriku, uang segitu sudah sangat cukup untuk 5 hari. Karena disana gak bisa sembarangan jajan, jadi aku biasanya makan roti atau onigiri yang dibeli di CU/GS25?semacamnya. Pengeluaran terbanyak kan palingan buat makan sama naik subway. Aku ngeborong banyak jajan, masker, dan beberapa krim muka juga masih sisa itu duit. Malah sisanya aku tukerin ke NT$, buat jajan di Taiwan.

Hostel with Shared Bedroom.
Aku sengaja pilih yang female only shared bedroom supaya lebih hemat. Kan aku disana sendirian. Lokasi nya di deket Itaewon Station Exit 1. Nanjak dikit, nyampek deh di penginapan. Duh, kenapa sih dimana-mana banyak tanjakan? Capek banget aku tuh. Jangan lupa bawa KOYO dari Indonesia guys. Kalo kaki pegel, tinggal tempel. Tapi kemaren aku lupa bawa koyo, jadi beli disana. Koyo disana disebutnya mulpaseu (baca : mulpase).

Gyeongbokgung Palace
Salah satu tujuan wajib kalau ke Korea nih. Dulunya ini istana. Kalau mau masuk ke area palace bayar KRW 3,000. Loketnya ada di sebelah kanan pintu masuk. Disini juga bisa sewa Hanbok yang bagus-bagus buat cewek dan cowok. Aku gak nyobain Hanbok, males ganti baju. Buat kesini bisa naik subway turun di Gyeongbokgung station exit 5. 





Bukchon Hanok Village
Ingin menikmati rumah tradisional Korea Selatan? Disini tempatnya. Hanok Village yang populer ada dua, Bukchon dan Jeonju. Aku cuma dateng ke Bukchon. Perwakilan. Yang penting udah pernah ke Hanok Village. Biaya masuk free. Boleh foto-foto di dalem. Harus lepas sepatu ya. Gak boleh makan dan minum di dalem rumahnya. Buat kesini bisa naik subway turun di Anguk station exit 3. Belok kanan jalan bentar. 


N Seoul Tower (Namsan Tower)
Ini tower yang buat gantungin gembok cinta itu. Yaa berhubung aku sendirian kan, mau gantungin gembok sama siapa coba? Akhirnya yaa cuman foto-foto dengan background Namsan Tower. Aku kesini nggak naik subway tapi naik bus green line lupa nomor berapa. Turun di halte Namsan Public Library lalu mendaki sampek ke Namsan Tower. Capek banget brooh. 

Naejangsan National Park
Nah yang ini agak istimewa. Soalnya aku ikutan tour. Naejangsan itu letaknya di luar Seoul. Masuk propinsi Jeolla-do. Yakali aku yang first timer bisa mbolang sejauh ini sendirian. I’m not taking a risk. Jadi aku booking tour yang ada di Klook. Harga tour IDR 487,000. Ada 3 pilihan tempat penjemputan. Tempat tinggalku paling deket sama Myeongdong jadi aku pilih dijemput di Myeongdong station Exit 2 jam 6.30. Gak boleh telat ya. Kalo telat beneran ditinggal. Saat itu ada ciwi-ciwi Vietnam, salah satu temennya ditinggal karena telat dateng ke lokasi pick up. Dari beberapa pilhan taman nasional untuk menikmati indahnya Maple, Naejangsan paling bagus, katanya. Taman nasional lain cuma punya sekitar 5 jenis pohon Maple, tapi Naejangsan punya sekitar 30 jenis. Ya orang pada berbondong-bondong lah kesana. Udah gitu pas aku dateng pas lagi peak autumn. It was the most beautiful, yet the most packed time. Tapi gak apa-apa. Masih bisa dapetin foto-foto bagus. I was having so much fun. Disana aku makan Bulgogi Bibimbab harganya KRW 15,000.




COEX Mall
Kesini karena partner mbolang (nemu di penginapan, hoho) pengen ke monumen Gang Nam Style. Dia bukan K-Popers tapi dia tau lagu Gangnam Style. Secara lagu ini pernah booming banget. Yang gak tau menau tentang Kpop at least tau lagu ini. COEX mall ini cukup gede. Di dalemnya ada convention center juga. Jadi sering ada acara konferensi gitu disini. Dikarenakan belum makan dari pagi, kami berdua kelaparan. Partner mbolang ini naq Mexico. Jadi sebenernya dia bebas mau makan pork mah. But she’s being considerate enough to let us eat in KFC. No pork. Just chicken and chicken. Dia beli burger aku beli tokpokki. Ini tokpokki terenak yang pernah aku makan. Lembut, no alot alot club. Ntaps lah. Btw, pada tau kan tokpokki itu apaan? Cilok gaes. Tapi terbuat dari tepung beras. Di COEX mall juga ada SMTOWN store. 



Starfield Library
Kesini juga karena partner mbolang yang kepengen. But I’m glad she bring me here. Perpustakaannya gede banget dan bagus. Kayaknya rangorang kesini selain buat baca-baca juga buat foto-foto. 

K-Star Road
Demi memuaskan sisa-sisa jiwa kpop ku, akhirnya aku kesini juga. Sebenernya kesini tuh nggak sengaja. Niatnya mau ke SM Building. Eh nemu ini. Yasudah. Alhamdulillah. Kpopers pasti bakalan familiar sama nama-nama group yang dibuatin bonekanya disini. Semuanya group-group terkenal saat Hallyu wave menyerang dunia. 



YG Entertainment
Ternyata kesini tuh lumayan jauh. Letaknya di daerah yang sepi banget. Kesini karena partner mbolang yang pengen. Di depan gedung YG lagi ada pembangunan jalan. Jadi harus hati-hati biar nggak nginjek aspal basah. Sayang sepatu. 



Myeongdong
Saatnya foya-foya. Nggak ding. Membeli apa-apa yang perlu dibeli. Biasanya para turis belanjanya kalau nggak di Myeongdong ya Dongdaemun. Disini aku beli masker muka, krim muka, oleh-oleh, dan berbotol-botol binggrae banana milk buat dibawa ke Indonesia. Jago banget Korea ngemas minuman. Lucu-lucu. Kan aku jadi pengen beli banyak.
Tips! Kalau mau bawa susu, taruh di koper aja. Karena susu ini rawan pecah. Sebenernya botol susunya sudah lumayan kuat, tapi tetep aja klo kena hantaman bisa pecah. Dari 24 botol susu, ada pecah satu yang ada di tas. Yang di koper semuanya aman terkendali. Aku gak paham sama peraturan Custom Declaration. Temen ku bilang dia bawa susu 3 biji doang ditanyain. Aku bawa 24 loh. Lolos-lolos aja pas masuk mesin x-ray. Padahal aku udah panas dingin dagdigdug. Rejeki anak sholehah. Hahaha. 




Sekian dulu jurnal perjalanan ku di Korea Selatan. Mungkin nanti kalau ada yang kelupaan, isinya bakal aku edit. Kalau ada yang mau ditanyain, feel free to drop DM on my Instagram. I’ll gladly reply you. Sampai jumpa di jurnal selanjutnya. Semoga tahun depan, aku bisa dapet my first snow. Aamiin~

Come to Play : Taipei, My Childhood Crush

November 24, 2019 1 Comments
Short Trip to Taiwan

Ni hao ma? Udah lama banget gak nulis review perjalanan di blog. Semakin kesini, diri ini semakin mager, pengennya rebahan sambil nonton drama. Nggak ding, itu mah udah dari dulu. Hahaha. Kali ini aku bakalan nulis jurnal singkat jalan-jalan di Taiwan. Kenapa Taiwan? Karena belum pernah kesana dan kebetulan jaman dulu pernah ngebucin Taiwan dengan Meteor Garden dan gege gege shuai (mas mas ganteng). Kebiasaanku adalah, sekali berangkat harus bisa langsung nyicipin lebih dari satu negara. Biar sekali jalan, tapi dapet banyak pengalaman. Sungguh seorang traveler ogah rugi. Di postingan sebelumnya, aku udah menyinggung pilihan transit yang ada, Taiwan atau Hong Kong. Berhubung Hong Kong masih ada kerusuhan. Taiwan adalah pilihan yang aman. Dengan mengucap doa sebelum perjalanan, China Airlines membawaku ke Taiwan.  


Ketika mendarat di Taiwan, aku amat bahagia. Akhirnya satu bucket list kembali bisa terwujud. Alhamdulillah. Hal pertama yang dilakukan ketika mendarat tentu saja keluar imigrasi. Lalu pergi ke counter Klook buat pick up MIFI (Modem WiFi) yang sudah aku booking dari Jakarta. Harus punya credit card buat jaminan. Aku gak tau apakah bisa pake kartu debit. Kebetulan aku ada credit card, jadi ya aku pake itu. Gak diminta buat bayar sesuatu kok. Abis pick up MiFi aku ke stasiun MRT buat menuju hotel. Saat itu hampir midnight, jadi aku mau langsung tidur, besok paginya baru jalan-jalan. Dari Taoyuan Airport station aku menuju Shongshan. Penginapan ku di daerah Shongshan yang deket banget ama Raohe Night Market. Nama penginapannya Sleepy Dragon Hostel. Rating TripAdvisor di Traveloka 5/5. Dan ya memang tempatnya nyaman banget. Udah gitu resepsionis dan mas-mas yang bikinin sarapan ramah banget. If I someday go to Taipei alone again after this, I’m gonna choose this hostel. Sayang banget gak sempet ngefotoin suasana hostelnya. Coba cek di Traveloka aja. Foto-fotonya sesuai dengan kenyataan. Aku cuma booking semalem doang. Soalnya besoknya langsung jalan-jalan trus langsung ke bandara. Per malem IDR 256,000. Bunk bed, shared female dormitory. Jadi isinya 4 orang cewek-cewek. Pas masuk kamar aku kaget, kok ada boxer, kok ada kaos jersey. Aku gak salah masuk kamar kan? Ini semuanya cewek-cewek kan? Ternyata aku gak salah guys. Yang sekamar ama aku atlit badminton. Jadi agak manly. Kekeke.



Uang Saku
Untuk uang saku, aku sebenernya cuma bawa NT$ 2,000. Tapi ada tambahan uang saku sisa dari Korea. Aku lupa berapa, kalau nggak salah ada tamgahan NT$ 700.

Xiangshan Hiking Trail 
Sebelum aku ke suatu negara, tentunya aku udah browsing tentang tourist attraction kan, salah satunya nyari spot cantik buat ngefoto Taipei 101. Aku berangkat dari MRT Shongshan menuju tujuan akhir Xindian (green line), turun di Zhongshan, masuk ke platform red line ke arah tujuan akhir XIangshan. Keluar MRT Xiangshan, lalu menuju Xiangshan Park, di lantainya ada penunjuk arah buat ke Xiangshan Hiking Trail. Aku tau aku bakal naik gunung, yang aku gak tau adalah jaraknya nggak main-main. Ini pendakian ku yang paling melelahkan setelah sekian lama. Aku harus berhenti beberapa kali buat minum dan mengambil napas. Gila guys. Capeknya bukan main. Udah gitu aku gak pakai sepatu yang hiking friendly. Aku termasuk orang yang persistent kalo punya keinginan, so I climb till the top. Beberapa saat kemudian, sampailah aku di spot tujuan. Angin semilir bikin nyaman, pemandangan kota yang belum pernah aku lihat. My tiredness are all gone. Jadi inilah alasan ngapain aku repot-repot naik gunung. Setelah cekrak cekrek, aku turun. Andai saja turunnya bisa tinggal nggelinding kayak trenggiling. Harus tetep hati-hati. Tanjakannya curam, turunannya pun curam. Kalau mau ke Taipei 101, balik aja ke stasiun Xiangshan, naik MRT red line tujuan akhir Tamsui, turun di pemberhentian pertama, stasiun Taipei 101/World Trade Center.



Chiang Kai-Shek Memorial Hall
Destinasi kedua gak kalah penting dari yang pertama. Termasuk icon Taipei loh ini. Bisa naik MRT green line atau red line turun di stasiun Chiang Kai-Shek Memorial Hall. Keluar MRT jalan dikit langsung nyampek. Anginnya kenceng banget. Aku yang awalnya lepas jaket jadi harus pake jaket lagi supaya jilbabku gak terbang kemana-mana. Ini monumen untuk mengenang Jenderal Chiang Kai-Shek, mantan presiden Republik China. Ada 89 anak tangga yang mencerminkan umur beliau saat wafat. Ada patung Jenderal Chiang Kai-Shek besar di akhir anak tangga. Ada pembatasnya jadi gak bisa dipegang, cukup dilihat dari luar. Lalu disekelilingnya ada gapura dan bangunan kayak istana super besar. Setelah kegiatan cekrak cekreknya tuntas, aku pergi ke Shilin Market. MRT nya masih sama, red line, turun di Shilin station. Pengen nyari makan sama minum.


Shilin Market
Sebenernya seharusnya Shilin Night Market. Tapi aku nyampek sini siang. Jadi belum pada buka pasar malemnya. Disini aku beli boba milk tea sama onigiri buat isi ulang tenaga. Niatnya sih nyari Shilin Chicken yang asli, tapi gak nemu. Lalu hujan gerimis turun. Gerimis tipis. Cuman bentar. Aku keliling aja di sekitar sini cuci mata. Sambil nyari angin. Setelah boba milk tea abis, aku langsung menuju bandara buat lanjut perjalanan ke Korea.


Jiufen Old Street
Memutuskan pergi kesini soalnya abis nonton vlognya Ria SW. Jiufen adalah tempat yang menginspirasi film animasi Spirited Away buatan Studio Ghibli. Kebetulan aku suka beberapa filmnya Studio Ghibli, terutama Spirited Away dan My Neighbor Totoro. Yakali gak kesini kan? Pas mau ke Taipei Main Station, ada cewek yang nyamperin. Ternyata nak JakSel juga. Kami satu pesawat. Berhubung dia gak ada tujuan di Taiwan ini, akhirnya aku ajak dia ke Jiufen. When I decided to go to Jiufen, I don’t know that it’s gonna be so far. Berasa perjalanan dari Jakarta ke Cisarua. Udah terlanjur, yaudah. Trus buat kesana gak bisa pakai MRT. Bisanya pakai bus. Soalnya ini udah keluar Taipei. Kami naik bus 965 turun halte Jiufen Old Street. Aku ini orangnya alert banget kalau lagi di negara orang. Sering-sering ngecek maps buat memastikan kami di jalur yang benar. Beberapa saat kemudian sampailah di Jiufen. Gilak itu hari Senin tapi pengunjung penuh banget. Mau jalan aja susah. Harus pelan-pelan biar gak nabrak orang. Udah gitu ya baunya campur aduk. Kasian temen ku. Dia dari awal emang gak bisa lama-lama naik bus, ditambah bebauan campur aduk di Jiufen, dia pengen muntah. Akhirnya cepet-cepet aja ngambil foto di Jiufen. Dirasa udah cukup, langsung kami pulang. Pulangnya naik bus 1062.





Raohe Street Night Market
Saatnya berburu Xing Fu Tang yang ori di negara asalnya. Ini kan di Jakarta sempet rame banget. Aku mau beli harus ngantri panjang dulu, udah gitu signature drink nya sold out. But you know what, Xing Fu Tang disini cuma kedai kecil. Nggak seheboh di Jakarta. Harganya tentu lebih murah di Taipei, NT$ 100 dapet dua gelas. Aku disini cuman beli boba sama souvenir phone strap. Ada beberapa jajanan yang menggoda tapi aku udah terlanjur kenyang gegara boba drink. Raohe Market rame banget. Macam di Jiufen. Tapi jalan setapaknya Raohe masih lebih lebar jadi gak terlalu susah buat jalan cepet. Di depan pasar ada kuil yang sparkling. Bagus deh.




Nah, itu tempat-tempat di Taiwan yang aku kunjungi. Cuman sedikit karena waktu yang sangat terbatas. Sebenernya agak nyesel karena gak sempet ke Cafe P.S Bubu yang dijadiin syuting Meteor Garden. Semoga suatu saat bisa kembali dan berkunjung kesana. Awal November bisa dijadikan waktu pilihan kalau mau dateng ke Taiwan. Udaranya pas. Nggak terlalu panas, nggak terlalu dingin.